Oleh:
Romana Octavia Debora Pessak, S.H, M.H.
Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado.
Email: romanapessak@polimdo.ac.id
Pendahuluan
Kegiatan bisnis kuliner sangat diminati oleh orang manado karena rata-rata orang manado suka makan dan jajan makanan yang enak dan unik. Disisi yang berdampingan dengan hal itu ada IPTEK yang sangat pesat menunjang perputaran roda ekonomi.
Maka promosi merupakan bagian dari pemasaran di mana tujuannya adalah untuk memperkenalkan sesuatu (barang/jasa/merek/perusahaan) kepada masyarakat dan sekaligus mempengaruhi masyarakat luas agar membeli dan menggunakan produk tersebut.
Di Kelurahan Molas banyak potensi kuliner yang didalamnya banyak masyarakat yang mempunyai talenta dalam bidang kuliner. Makanan dan kue hasil olahan sebagian masyarakat menjadi produk yang dicari-cari oleh masyarakat bahkan orang luar kelurahan.
Namun berjalannya waktu potensi ini tidak dibarengi dengan pengetahuan dalam memajukan bisnis kuliner ini. Alhasil usaha bisnis mati dengan tidak ada perkembangan. Padahal ada sarana yang gampang dan terjangan yang sering tidak dipakai sebagai cara yang menghasilkan uang. Yaitu pemanfaatan media sosial. Diantaranya ada Media Facebook, Messenger, Instagram dan Market Place.
Sering media ini hanya dipakai untuk menunjukan keberadaan dan aktivitas sosial sehari-hari. Namun ada juga yang sudah menggunakan tetapi tidak tahu menampilkan hal yang kreatif dan inovatif sehingga tidak terlihat menarik. Ada pula karena tidak paham tentang aturan hukum maka media sosial dipergunakan tidak sebagaimana mestinya santun dan beretika. Masalah yang ada adalah:
1. Bagaimana cara pemilik usaha kuliner online mempromosi jualan?
2. Bagaimana cara media sosial menjadi alat promosi pemilik usaha kuliner di kelurahan Molas untuk meningkatkan keuntungan yang sesuai aturan kesopanan dan etika?
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional pada pemilik usaha kuliner online yang ada di Kelurahan Molas Kota Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi, yang menggabungkan wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan observasi terhadap pedagang makanan dan media social yang digunakan. Subyek dalam penelitian ini adalah pedagang makanan dan kue yang terpilih secara purposive sampling. Subyek saya ambil dengan kriteria:
1. Pemilik usaha Kue atau Makanan.
2. Memiliki akun media sosial.
3. Bersedia menjadi subyek penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Dalam menggunakan promosi melalui media digital keuntungannya adalah biayanya yang cenderung lebih murah, pelaksanaannya lebih mudah dan cepat, serta dapat menjangkau pengguna internet di seluruh dunia. Sedangkan kekurangan promosi digital adalah dibutuhkan kreativitas dalam berpromosi secara terus-menerus karena ada banyak kompetitor yang bermain di dalamnya.
Sasaran merupakan kepentingan tertinggi di dalam manajemen, karena dapat memberikan tujuan dan arah yang akan ditempuh, sehingga manajemen dapat memberikan sesuatu yang betul-betul berarti.
Titik tolak proses manajemen adalah menentukan “objectives” atau tujuan-tujuan organisasi. Tujuan-tujuan yang dikenal dan didefinisikan dengan baik dapat mempunyai kekuatan motivasi dalamnya dan dengan sendirinya tujuan dapat membawa kepada Tindakan membimbing usaha-usaha manajemen secara efektif dan menolong untuk meniadakan usaha-usaha yang sia-sia.
“Menyesuaikan rencana dengan situasi yang ada” merupakan pertunjukan penting yang terakhir untuk perencanaan yang efektif. Persiapan diri untuk mengatasi kesulitan dini.
Para pelaku usaha yang ada sekarang harus dapat bersaing dengan menyesuaikan diri dengan era digital. Jika tidak lambat laun akan tereliminasi dengan persaingan yang sudah sangat maju.
Potensi usaha dimana UMKM yang ada di kelurahan Molas sangat baik dengan adanya rumah makan dengan menu khas manado minahasa yang enak rasanya seperti tinutuan (bubur manado), ikan woku blanga, mie cakalang, dan menu khas lainnya.
Begitu juga penjual kue tradisonal yang kue-kuenya enak menjadi modal yang baik untuk dikembangkan, seperti biapong kacang, panada, cucur, dan lain-lain. Namun pada promosinya tidak dikembangkan,padahal jika promosi dikembangkan dengan baik maka akan menarik perhatian dan akan meningkatkan penjualan dan keuntungan.
Penulis mengambil sample dengan penjual yang setidaknya memiliki handphone android dan akun media sosial. Kebanyakan media social hanya di pakai untuk kegiatan pribadi saja, namun sekarang juga dipakai untuk mempromosikan jualan yang di produksi.
Seperti foto makanan yang bagus bisa diambil dari handphone android dan memakai aplikasi sederhana untuk mempercantik foto jualan.
Kesimpulan
Penjual kuliner tradisional tidak boleh kalah dalam persaingan era digital ini. Sebagai masyarakat yang ada di kota Manado harus mengangkat kuliner tradisional agar dikenal dan dapat meningkatkan perputaran roda ekonomi kota manado dan kesejahteraan masyarakat khususnya penjual makanan tradisional yang masih banyak yang kurang menguasai media sosial sebagai salah satu cara mengembangkan promosi dagang.
Untuk itulah penulis mengangkat masalah ini dalam penelitian agar dapat membantu para penjual makanan tradisional dalam mengembangkan promosi di media sosial untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan serta dapat bertahan diera persaingan digital ini.
Daftar Pustaka
Ayodya,Wulan. 2020. UMKM 4.0. Jakarta: PT. Gramedia.
Hery. 2018. Perencanaan Bisnis. Jakarta: Grasindo.
Ngalimun, 2021. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Stoner, James A.F. Sirait, Alfonsus. 1982. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Swastha, Basu.1985. Azas-azas Manajemen Modern, Yogyakarta: Liberty.
Terry, Geoge R. 1992. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Terry, George R. 2000. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Winardi. 1990. Asas-asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
Undang-undang No. 5 Tahun 1999.
Undang-undang No. 19 Tahun 2016.