komunikasulut.com – Ucapan tiktoker Bima Yudho tentang bung Karno sudah mampus dan menyebut Presiden RI ke 5 Janda, membuat berbagai pihak angkat suara. Kali ini, datangnya dari ketua DPC GmnI Manado, Taufik Poli.
“Kita sama-sama sepakat bahwa kritik adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang harus dijaga dalam demokrasi. Akan tetapi kritik kehilangan substansinya jika telah merujuk pada hal personal seseorang,” ungkap Poli.
Untuk itu, apa yang dikatakan oleh Bima Yudho seperti “bokap lu sudah mampus” dan “janda” bukan lagi bagian dari kritik, akan tetapi sudah merupakan serangan pribadi.
“Sebagai warga negara saya menaruh hormat pada kritik Bima soal pembangunan di Lampung. Harusnya Bima mempertahankan fokus kritiknya terhadap masalah itu, bukan malah melakukan hal yang menghilang rasa hormat yang sebelumnya diberikan warga atas keberanian Bima,” tuturnya.
Sukarno, menurut Poli, fisiknya memang telah tiada. Tetapi pengaruh pemikirannya akan tetap diwarisi oleh anak-anak ideologisnya. Begitupula soal penyebutan “janda” yang telah merendahkan martabat perempuan. (*)