komunikasulut.com – Dalam semangat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80, sekelompok pemuda pecinta alam di Manado melakukan aksi nyata yang patut diapresiasi.
Kelompok Muda Pecinta Alam (KMPA) Tansa bersama KPA Amberley, KPA AMPALA, KPA Silvaterra, KPAB Vulcanic, dan anak-anak dari lingkungan sekitar, bergotong royong menanam bibit pucuk merah dan membersihkan Sungai Kaiper yang berada di lingkungan X, Kairagi II, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, pada Senin (18/8/2025).
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap kemerdekaan bangsa, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan yang semakin terancam oleh pencemaran dan bencana alam.
Aryudi Papea, perwakilan dari KMPA Tansa sekaligus penyelenggara kegiatan, menjelaskan bahwa penanaman bibit pucuk merah dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor di sekitar sungai, khususnya saat musim hujan.
“Tanaman pucuk merah ini sangat baik untuk menahan laju air dan menyerapnya ke dalam tanah. Jadi fungsinya bukan hanya mempercantik, tapi juga melindungi,” jelas Aryudi.
Tak hanya menanam, para peserta juga melakukan aksi bersih-bersih sungai. Hasilnya, mereka berhasil mengumpulkan empat trash bag besar dan dua karung penuh sampah dari bantaran sungai.
Salah satu hal yang menarik dalam kegiatan ini adalah keterlibatan anak-anak sekolah. Mereka diajak langsung untuk menanam pohon dan diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Anak-anak tidak hanya belajar menanam, tetapi juga diedukasi tentang bahaya membuang sampah sembarangan. Ini investasi kesadaran sejak dini,” kata Aryudi.
Ia menambahkan bahwa sebelum kegiatan dimulai, masyarakat sekitar juga telah diberi edukasi mengenai manfaat tanaman pucuk merah serta dampak negatif dari sampah yang dibuang ke sungai.
Ancaman Microplastik dan Seruan Kesadaran
Aryudi juga menyinggung ancaman serius yang ditimbulkan oleh sampah plastik yang berakhir di sungai dan laut.
“Sampah yang masuk ke sungai bisa terbawa ke laut dan berubah menjadi microplastik. Ikan memakan microplastik, lalu ikan dimakan manusia. Ini menjadi ancaman besar bagi kesehatan kita,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, para penyelenggara berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga turut serta dalam aksi pelestarian alam.
Di usia ke-80 tahun kemerdekaan Indonesia, semangat gotong royong dan kepedulian sosial seperti yang ditunjukkan para pemuda Manado ini menjadi bentuk kemerdekaan yang sesungguhnya — merdeka dari ancaman kerusakan lingkungan, dan merdeka untuk hidup sehat di masa depan.
Ketua Lingkungan X Viktor S. Paulus, menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh KMPA Tansa bersama beberapa organisasi pecinta alam dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80. Ia menilai aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian yang sangat baik, bijak, dan positif.
“Aliran Sungai Paniki yang melewati wilayah Lingkungan X sudah dibersihkan oleh teman-teman pecinta alam. Semoga kegiatan yang bermanfaat ini dapat terus dijaga, dirawat, dan dijadikan sebagai rutinitas, khususnya di wilayah Kota Manado,” ujarnya.
Lebih lanjut, mewakili pemerintah setempat, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh komunitas yang terlibat. Ia berharap segala kebaikan dan dedikasi mereka dalam menjalankan tugas mulia ini dibalas dengan berkat oleh Tuhan. (*)