komunikasulut.com – Penataan dan normalisasi bantaran sungai Mahawu yang saat ini gencar dilakukan Pemerintah Kota Manado, menjadi solusi konkret untuk menyelamatkan sebagian masyarakat dari ancaman banjir tiap tahun.
Dalam prosesnya, pemerintah tidak sembarangan memindahkan warga yang sudah lama mendiami bantaran sungai. Mereka disediakan rumah yang lebih layak huni di Perumahan Pandu. Terlebih khusus mereka yang sudah masuk daftar relokasi.
Masyarakat pun diharapkan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Karena ini juga demi keselamatan mereka sendiri. Ini disampaikan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Manado, Peter Eman yang mewakili Pemkot Manado.
“Atas nama Pemerintah Kota Manado, kami meminta warga di Kelurahan Mahawu yang namanya masuk daftar relokasi, agar segera pindah di perumahan relokasi Pandu. Pemerintah sudah menyediakan rumah layak huni untuk warga Mahawu, sebab rumah yang lama sudah tidak layak huni karena rawan banjir,” ajaknya.
Warga yang sudah menempati rumah di Pandu juga diminta tidak menyalahgunakannya. Seperti halnya jarang menghuni rumah tersebut, apalagi sampai memperjualbelikan ke orang lain.
“Rumah relokasi Pandu jangan dijadikan rumah kedua, tapi jadikan rumah utama. Sebab ada warga relokasi yang sudah memperjual belikan rumah tersebut, bahkan ada rumah yang mulai rusak karena tidak ditempati,” beber Kadis.
Semakin cepat rumah tersebut ditempati, maka semakin baik. Ini supaya rumahnya cepat terawat dan fasilitas di dalamnya tidak hilan seiring waktu.
“Jangan sampai rumah yang sebelumnya telah diberikan, dibiarkan bertahun-tahun oleh pemilik. Sehingga kondisi rumah menjadi rusak dan hilang fasilitas di dalamnya. Oleh karena itu, kami meminta kepada warga relokasi agar segera menempati fasilitas rumah layak huni di Pandu, agar rumah tersebut bisa terawat dengan baik,” tandas Eman.
Penataan dan normalisasi bantaran sungai Mahawu, meliputi pengerukan, pelebaran, dan memperdalam anak sungai. Ini supaya arus sungainya semakin lancar dan tidak mudah meluap saat dilanda hujan deras.
Oleh: Rezky Kumaat
