komunikasulut.com – Di saat mayoritas warga Nyiur Melambai sedang mempersiapkan perayaan Natal pada 25 Desember 2022, puluhan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara masih disibukan dengan tugasnya sebagai pelayan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing.
Aktivitas tersebut dibalut dalam Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) dan Sosialisasi Kebangsaan (Sosbang). Dimana materi Sospernya masih terkait Perda Fakir Miskin dan Anak Terlantar, serta Perlindungan dan pemberdayaan Disabilitas.
Kegiatan ini sendiri telah berlangsung sejak awal minggu bulan Desember 2022, dan diketahui akan berakhir pada minggu ketiga.
Dapil Bolaang Mongondow Raya menjadi salah satu wilayah yang disambangi para legislator. Dalam hal ini oleh Jems Tuuk dan Yusra Alhabsyi. Selama mengadakan Sosbang, keduanya terbagi di beberapa lokasi yang berbeda.
Kecamatan Lolak menjadi salah satu daerah yang didatangi Jems. Disana, ia memberikan penguatan terkait semangat nasionalisme.
Dimana, kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menurutnya harus terus dibubuhkan, agar generasi muda dapat terus meningkatkan wawasannya dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
“Sosialisasi wawasan kebangsaan ini bertujuan agar masyarakat, terlebih khusus generasi muda, paling sedikit dapat memahami 4 hal. Pertama Pancasila, kedua Undang-Undang Dasar 1945, ketiga Bhinneka Tunggal Ika, dan keempat Negara Kesatuan Republik Indonesia,” bukanya.
Empat hal tersebut diibaratkan sebagai tiang penyangga bangsa Indonesia, yang harus terus dirawat agar tetap kokoh dan tidak gampang goyah. Sehingga negara ini makin kuat.
“Dengan memiliki pemahaman yang benar, diharapkan dapat menyatukan cara pandang seluruh anak bangsa, dapat menumbuhkan semangat Nasionalisme dan cinta tanah air,” tandas legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Di sisi lain, Yusra mengadakan Sosbang bersama para tokoh agama di Bolmong Raya. Nilai-nilai toleransi dan kerukunan sebagai bagian dari elemen kebangsaan, menjadi pesan yang ditekankan di tengah masyarakat yang hadir.
“Sosialisasi wawasan kebangsaan hari ini cukup istimewa. Saya berbicara serta berdiskusi dengan para pendeta dan gembala, tentang bagaimana merawat keberagaman sebagai bagian nilai kebangsaan. Mari terus kita rawat persamaan dan hargai perbedaan ini,” ajak Yusra.
Serupa dengan Jems dan Yusra, anggota dewan lain sedang menemui konstituennya di enam Dapil yang ada di Sulut; di antarnaya adalah Dapil 1 (Kota Manado), Dapil 2 (Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung), dan Dapil 3 (Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro)).
Sedangkan untuk Dapil 4 terdiri dari Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kota Kotamobagu; Dapil 5 (Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara), dan Dapil 6 (Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa).
Selain difokuskan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman masyarakat terhadap materi Sosbang yang disampaikan legislator, DPRD Sulut juga merasa bertanggungjawab untuk mentransparansikan aspek administrasi dari kegiatan ini.
Mengingat, penganggarannya menggunakan dana dari masyarakat juga. Sehingga agenda ini benar-benar mencerminkan prinsip dari masyarakat untuk masyarakat.
Diketahui komponen pembiayaan Sosper dan Sosbang terdiri dari uang duduk Rp 10.000.000, konsumsi Rp 15.000.000, sewa tempat Rp 1.500.000, honor narasumber Rp 6.000.000 (dihitung setiap jam Rp 1.000.000, honor moderator Rp 700.000, dan honor MC Rp 400.000.
Nominal tersebut berdasarkan keterangan Kepala Bagian Persidangan Sekretariat DPRD Sulut, Jerry Hamonsina kepada awak media beberapa waktu lalu. (***)