Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili Jadi Momen Bersejarah Umat Khonghucu Manado

Ws. Sofyan Jimmy Yosadi, S.H, M.H. (Foto Istimewa)

Manado – Pertama kalinya dalam sejarah umat Khonghucu Manado, perayaan tahun baru Imlek 2573 Kongzili dapat berlangsung di lingkungan Pemerintah Kota Manado, Jumat (11/2/2022).

Ini tidak lepas dari peran Andrei Angouw selaku Walikota beragama Khonghucu pertama di Indonesia, serta dukungan seluruh elemen masyarakat di Kota Tinutuan. Sehingga, acara ini bisa terselenggarakan dengan baik dan meriah di ruang serbaguna Kantor Walikota Manado.

“Ini pertama kalinya perayaan tahun baru Imlek dilakukan oleh umat Khonghucu, setelah kurang lebih 30 tahun mengalami diskriminasi panjang. Ini adalah sejarah bagi kita karena bisa mengadakan sembahyang besar, dengan mengatur meja tinggi di lingkungan Pemerintah Kota Manado,” ungkap Wenshi (Ws) Sofyan Jimmy Yosadi, S.H, selaku Dewan Rohaniwan/Pimpinan Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin).

Sebagai bentuk apresiasi umat Khonghucu Manado kepada pemerintah, mereka turut mendoakan keselamatan bagi seluruh pimpinan dan masyarakat yang ada. Terlebih khusus agar terhindar dari bahaya pandemi.

“Berkaitan dengan perayaan tahun baru Imlek, kami mengadakan sembahyang besar ke hadirat Tuhan. Ini hanya diadakan di momentum tertentu. Di dalamnya terdapat permohonan khusus yang kami doakan bersama,” tutur Sofyan yang juga salah satu dari sembilan pimpinan tertinggi Matakin, merangkap Ketua Bidang Hukum dan Advokasi.

“Doa kami kali ini untuk keselamatan bangsa dan negara, terlebih khusus Provinsi Sulawesi Utara, dan Kota Manado. Terutama kami bermohon semoga Covid-19 dapat segera berlalu dan kita atasi bersama,” tambah Penasehat Panitia Perayaan Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili itu.

Penerapan protokol kesehatan diberlakukan ketat dalam acara. Seluruh peserta yang hadir wajib diswab test, menggunakan handsanitizer, dan jaga jarak selama kegiatan. Ini bentuk sinergitas umat Khonghucu Manado terhadap program kesehatan pemerintah.

“Sebelum kegiatan dilaksanakan, kami terus berkoordinasi dengan Pemkot Manado dan Satgasnya. Artinya kalau keadaan memang kurang kondusif, acara pasti kami batalkan. Tapi setelah mempertimbangkan penerapan protokol kesehatan dan sisi spiritualitasnya, maka kami putuskan bisa mengadakan sembahyang besar,” jelas Sofyan yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persaudaraan Penasehat Hukum Indonesia (Peradi) tersebut.

Usai sembahyang besar, Sofyan mendapat kesempatan memberikan narasi Imlek di hadapan seluruh peserta. Narasi Imlek yang berisi pesan kerukunan dan persatuan itu, tidak hanya menggugah hati ratusan umat Khonghucu yang hadir.  Tapi juga para perwakilan elemen masyarakat.

Mereka berasal dari Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkopimda), pimpinan dan pengurus organisasi keagamaan, dan tokoh agama dari beragam denominasi kepercayaan yang ada di Manado.

Peliput: Rezky Kumaat