The Badunk Sampaikan Isu Sosial Lewat Album World We Love

komunikasulut.com – Pesta peluncuran album World We Love dari band indie asal Manado, The Badunk berlangsung meriah di Altitude The Club Manado, Sabtu (30/9/2022).

Album yang berisi tujuh lagu tersebut, memiliki filosofi dan makna yang berbeda. Masing-masing lagu merepresentasikan isu sosial yang sedang marak terjadi.

“Total ada tujuh lagu dalam album ini. Seperti Hentikan Semua Perang, Setan Berdasi, Belati Penghantar Mati, S.T.T.U, World We Love, Stop Tambah-Tambah Urusan, dan Restorasi,” jabar Indra yang merupakan Gitaris The Badunk.

“Setiap lirik dari masing-masing lagu memiliki cerita yang berbeda-beda. Ada yang tentang perang, kehidupan, dan isu sosial lainnya. Filosofi album ini sendiri memiliki makna bahwa bagaimanapun isi dan keadaan dari dunia yang kita tempati, inilah dunia yang kita cintai. Dalam arti yang lain, dunia musik adalah dunia yang kami pilih pada akhirnya,” tambahnya.

Dengan peluncuran album ini, The Badunk juga ingin memotivasi musisi di Kota Tinutuan untuk terus berkarya dan tidak berhenti di tengah jalan. Apalagi Pandemi Covid-19 sudah mereda.

“Semoga album ini bisa memotivasi teman-teman musisi di Sulawesi Utara, terlebih khusus di Manado untuk terus berkarya dan sama-sama memajukan musikalitas di daerah kita,” harap Billy selaku Drummer The Badunk.

“Sebabnya, musisi di Manado bisa dikatakan tidak kalah bersaing dengan yang di luar daerah. Ide-ide kami bisa setara bahkan lebih dari mereka dalam hal membuat karya,” lanjutnya.

Dengan demikian, Bonney sebagai Vokalis The Badunk mengajak seluruh masyarakat mengambil peran dalam memajukan dunia musik Manado, dengan cara membeli karya-karya musik para musisi secara legal.

Ini dimulai dengan membeli 500 keping copian album The Badunk yang sudah dirilis. “Semoga dari 500 keping copy album yang diproduksi bisa terjual semua. Semoga album ini bisa diterima masyarakat luas,” tandas Bonney.

The Badunk menampilkan konsep yang unik dalam pesta peluncuran album, yank memadukan musik moderen dan tradisional dalam pembukaan acara.

Ketimbang berkolaborasi dengan band-band konvensional atau bergenre serupa, The Badunk kali ini memilih Etnolohic, Waraney Umbanua, dan Sanggar Institut Seni Budaya Independen Manado (ISBIMA) sebagai pembuka penampilan mereka.

Konsep yang disuguhkan berhasil memukau penonton yang hadir. Dimana Etnoholic membukanya dengan lagu-lagu instrumental tradisional, kemudian dilanjutkan dengan duet Waraney Umbanua serta ISBIMA dalam drama musical yang diiringi tarian Adat Minahasa, Kabasaran.

Setelah itu barulah giliran The Badunk untuk mengguncang panggung Altitude Manado hingga tengah malam. Personil yang tampil pada kesempatan itu, terdiri dari Boney pada vokal, Indra Irot pada gitar, Bintank Basalamah pada gitar, Andi Djuma pada Bass, dan Billy Klovert pada drum.

Peliput: Rezky Kumaat