Oleh: Litbang ARS Manado (Agen Riset & Strategi)
TAK butuh waktu lama setelah dilantik, Wali Kota Manado Andrei Angouw (AA) dan Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang (RS), langsung meletakkan pondasi kerja bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Manado dan ke seluruh warganya.
Masih pada hari yang sama, seusai dilantik, AARS secara mengejutkan langsung menunjukkan kinerja kepada seluruh warganya. Kejutan itu berupa pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di lima titik di wilayah Kota Manado, yaitu: Jalan Ringroad, Interchange Manado, Jembatan Soekarno, dan Jembatan Bobo di Kawasan Boulevard Dua. Ini memberikan gambaran, bahwa hakikat dari kebijakan adalah tindakan, dan bukan hanya serangkaian keputusan tertulis di atas kertas.
Pemasangan lampu ini, seakan menjadi simbol, bahwa AARS berkerinduan membawa perubahan bagi warga Kota Manado. Dari sesuatu yang “gelap” petanda banyaknya masalah yang harus diselesaikan, menuju ke sesuatu yang lebih “terang” petanda akan menyelesaikan berbagai masalah, demi menuju Manado Maju dan Sejahtera. Pemasangan lampu ini juga merupakan simbol pemberian rasa aman bagi warga di malam hari, serta membuat kota menjadi lebih enak dipandang.
Kejutan lain dari AARS ialah perombakan birokrasi di jajaran Pemkot Manado. Mereka melakukan pembatalan terhadap beberapa SK pengangkatan pejabat eselon II dan III pada beberapa posisi, dan mengembalikannya ke posisi semula. Pengembalian ke posisi semula ini dikarenakan pada saat pengangkatan pada pemerintahan yang lalu, disinyalir ada hal-hal yang menyalahi aturan. Pembatalan sekaligus pengembalian pada posisi semula ini merupakan upaya penegakkan aturan. Ini dilakukan bukan karena faktor like dan dislike. Artinya, perombakan adalah murni pengimplementasian aturan perundang-undangan yang ada. Perombakan ini sebenarnya merupakan simbol, yang memiliki makna bahwa pemerintahan AARS adalah pemerintahan yang taat asas dan taat aturan.
Tak perlu menikmati tidur malam yang lelap, keesokan pagi harinya, AARS melaksanakan komunikasi internal dalam bentuk rapat kerja perdana bersama seluruh ASN Pemkot Manado. Komunikasi internal ini bertujuan untuk menyatukan perspektif (cara pandang) dan persepsi (cara memahami atau menginterpretasi). Ini berfungsi agar antara yang memimpin dan dipimpin memiliki satu pemikiran dan satu tindakan dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan yang ada. Selesai melakukan komunikasi internal dalam bentuk rapat perdana dengan seluruh perangkat daerah yang ada, AARS melanjutkan komunikasi internal terbatas bersama Kadis DLH beserta seluruh Camat yang yang ada di Kota Manado.
Dari konteks Komunikasi Kebijakan, ini merupakan awal keberhasilan dari sebuah kebijakan publik yang akan dibuat di kemudian hari. Bayangkan, bila tidak ada kesamaan perspektif dan persepsi terhadap sebuah isu publik, pasti dalam pembuatan agenda kebijakan, formulasi kebijakan, sampai pada implementasi kebijakan, pun akan berbeda-beda pula. Jika perbedaan ini terus terjadi, dapat dipastikan akan merugikan kepentingan publik. Untuk menghindarinya, maka melalui komunikasi-lah perbedaan perspektif dan persepsi itu akan terkikis dan menyatu menjadi sebuah prismatik. Sepertinya AARS menyadari, bahwa komunikasi ibarat aliran darah dalam tubuh manusia. Jika tersumbat, maka akan mengakibatkan banyak penyakit dalam tubuh, dan tentunya mengganggu segala aktivitas yang telah direncanakan.
Tanpa membuang waktu, selesai pertemuan, AARS langsung melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) dan kunjungan lapangan ke beberapa tempat yang ada di Kota Manado. Di sini, pembagian kerja antara Walikota Manado Andrei Angouw dan Wakil Walikota Manado pun mulai nampak. AA melakukan komunikasi secara eksternal, dan RS melakukan komunikasi secara internal.
Wali Kota Manado Andrei Angouw (AA) melakukan kunjungan lapangan di Kelurahan Singkil II, Kec. Singkil, Manado. Dalam kunjungan lapangan ini, Wali Kota Manado melihat soal penanganan sampah di wilayah Kelurahan Singkil II sampai di penampungan sampah TPA Sumompo, selanjutnya Wali Kota mampir di pasar Buha untuk melihat keadaan pasar, dan lanjut bergerak ke Puskesmas Kombos dan Kantor Camat Singkil. Kunjungan lapangan diakhiri di Rumah Potong Hewan (RPH) dan berdialog dengan petugas yang ada di RPH.
Sementara itu, Wakil Walikota Manado Richard Sualang (RS) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lingkup Pemerintah Kota Manado. Sidak ini dilakukan untuk memeriksa secara langsung kesiapan pegawai dan memastikan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai dengan protokol kesehatan dapat berjalan secara ketat dan memastikan keperluan yang ada di setiap SKPD dan Puskesmas di setiap Kecamatan.
Sebagai rangkaian kegiatan terakhir, AARS secara bersama-sama hadir dalam ibadah Syukur yang di selenggarakan oleh Jemaat Gmim Galilea Teling, atas Pelantikan Walikota Dan Wakil Walikota Manado. Pada acara ini, para pendeta, hamba Tuhan, dan penatua – penatua menggelar doa bersama agar AARS dapat melaksanakan tugas yang mulia ini dengan sebaik mungkin. Di kesempatan ini, AARS menyerahkan langsung bantuan sembako untuk saudara saudara yang beragama muslim dari Kampung Karame, Kelurahan Ketang Baru, Kecamatan Singkil. Kegiatan ini bukan hanya simbolisasi tanpa makna. Kehadiran AARS ini merupakan ungkapan syukur sekaligus permohonan penyertaan dari Sang Pencipta, dalam mereka melaksanakan tugas-tugas kedepan. Melalui momen ini, AARS seakan mengirimkan signal kepada masyarakat, bahwa AARS bukan hanya milik satu gologan, tetapi menjadi milik semua golongan masyarakat yang ada di Kota Manado.
Rangkaian kegiatan sebagaimana telah diuraikan di atas, setidaknya memberikan gambaran kepada kita tentang pondasi dasar yang diletakkan oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw (AA) dan Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang (RS), dalam mengawali kepemimpinannya di hari pertama kerjanya. Pondasi kerja ini seakan mengukuhkan simbolisasi AARS sebagai pemimpin pekerja.
AARS simbol pemimpin pekerja setidaknya mengandung banyak makna, yang harus di-decoding secara baik oleh ASN di Pemerintah Kota Manado. Sebenarnya, makna-makna tersebut sudah terpampang jelas melalui tuturan lisan dan derap langkah di hari pertama kerja AARS. Tinggal bagaimana cara ASN menginterpretasikan dan menampilkannya dalam operasionalisasi kerja sehari-hari. Mudah-mudahan ASN tidak salah dalam menginterpretasikannya. Jika salah dalam menginterpretasikan, maka akan salah pula dalam bertindak. Karena setiap tindakan pasti mengandung reward and punishment yang telah menanti.