komunikasulut.com – Pemilihan Hukum Tua di Minahasa sudah diadakan serentak di 98 desa. Salah satunya di Touure, Kecamatan Tompaso Barat.
Alvian Mokalu selaku Petahana kembali terpilih sebagai Hukum Tua, setelah mendapatkan suara terbanyak dari tiga calon lainnya; yakni 387. Sedangkan di posisi kedua ditempati Adrie Muaja dengan 98 suara, dan posisi ketiga ada Jones Mokalu dengan empat suara.
Sebagai Hukum Tua terpilih, Alvian Mokalu mengucap syukur atas hasil ini. “Pertama saya mengucapan syukur kepada Tuhan yang selalu beserta dengan saya dan keluarga, sehingga saya kembali memimpin Desa Touure,” ucapnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada keluarga istri, anak, dan orang tua yang selalu mendukung sampai saat ini. Terima kasih juga kepada adik saya Lucky Mokalu yang selalu memberikan topangan. Terakhir, saya sangat berterima kasih untuk para pendukung dan tim sukses, yang dari beberapa bulan lalu sudah bekerja keras. Semoga Tuhan selalu beserta dengan kalian,” tambah Iwan, yang merupakan sapaan akrabnya.
Ia turut mengungkapkan bahwa tidak gampang menjadi pemimpin. Sebab, mereka harus setia bekerja untuk masyarakat. Tidak bisa diam. “Saya tidak bisa apa-apa tanpa bantuan masyarakat. Saya juga sudah sampaikan kepada teman-teman perangkat desa, kalau ikut dengan saya akan terasa susah. Ini karena harus terus bekerja untuk masyarakat,” lanjutnya.
“Memang tidak ada kata gampang ketika menjadi pemerintah. Jika mereka hanya duduk saja, itu sangat bertentangan dengan tanggung jawab mereka. Untuk itu saya sampaikan kepada seluruh perangkat pemerintah, agar selalu setia bekerja,” tegas Iwan.
Masyarakat Touure pun diajak Iwan untuk terus bersama-sama membangun desa mereka tercinta, yang kian hari semakin bagus.
“Kepada masyarakat, mari membangun Desa Touure. Tidak cukup hanya pemerintah saja tanpa campur tangan, topangan, dan doa masayarakat. Tidak akan berhasil. Jadi mari kita bersama-sama membangun desa kita tercinta perlahan tapi pasti. Karena pada dasarnya desa kita sudah semakin bagus sampai saat ini, dan akan lebih bagus lagi kita terus bekerja sama membenahinya,” tutur Penatua Pria Kaum Bara Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Jemaat Bukit Moria Touure itu.
“Saya sempat sampaikan pada rapat lalu, saya kenal persis masyarakat Desa Touure. Tidak ada yang saya tidak kenal selama sebelas tahun belakangan ini. Saya paham perbedaan yang terjadi. Perbedaan ini suka tidak suka terjadi karena pesta demokrasi yang menuntut kita,” ungkap Iwan.
Ia juga memastikan akan dan pendukungnya akan merangkul semua masyarakat yang ada. Ini demi terciptanya suasana aman, damai, dan desa yang semakin maju di tengah perbedaan yang ada.
“Yang beda pendapat dengan kita bukan berarti marah atau tidak senang. Itu kan cuma karena situasi dan kondisi. Mari saudara-saudariku, kita bangun Desa Touure bersama-sama. Ini bukan menjadi akhir perjuangan, malahan baru awalnya,” tandas Hukum Tua Desa Touure periode 2022-2028 tersebut. (*)