Komunitas Alzheimer Indonesia Bantu Lansia Manado Atasi Kepikunan

Sosialisasi ALZI Manado di hadapan puluhan lansia. (foto istimewa)

komunikasulut.com – Sebanyak dua puluh lima orang tua lanjut usia (lansia) diberikan sosialisasi tentang penyakit Pikun oleh dr.Ansye GN Momole,Sp.S dari klinik Memori bagian Neurologi RSUP Prof R.D Kandou Manado, di SMK Gloria Manado, Jumat (8/4/2022).

Momole membuka sosialisasinya tentang apa itu pikun, bagaimana gejalanya, dan bagaimana pengobatannya. “Pikun itu adalah seseorang yang sedang membutuhkan waktu yang lama untuk mengingat. Atau, apa yang dilakukan sebelumnya,” ungkapnya saat menjadi narasumber pada kegiatan yang digelar komunitas Alzaheimer’s Indonesia (Alzi) Manado.

“Demensia atau pikun bisa menurunkan fungsi otak hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dari segi perilaku,” ujarnya.

Menurutnya, Pikun dan pelupa itu berbeda. Pelupa gangguan pemusatan perhatian untuk sementara saja. Sedangkan, Pikun penjelasanya seperti yang diungkapkan di atas. “Pikun bukanlah hal yang normal dari penuaan,”jelasnya.

“Pikun ini sudah beresiko, yang dimana 5 Jutaan orang menerima gejala ini, yang sesuai penelitian sudah 70 hingga 80 %. Sebanyak 131, 5 juta orang hidup di Bumi, di tahun 2050. Dan yang akan mengidap dimensia sebanyak 68% kedepannya. Kemudian setiap 3 Detik tekanan dimensia itu akan terjadi kepada manusia ,” imbuhnya.

Adapun gejala pikun yakni gangguan daya ingat, orientasi tempat, menarik diri dari pergaulan, perubahan perilaku, sulit melakukan pekerjaan, sulit menentukan jarak, sulit menentukan warna, sulit fokus, gangguan komunikasi, salah membuat keputusan dan menaruh barang bukan pada tempatnya. ” Pasien usia lanjut beresiko di atas 60 tahun,”cetusnya.

“Demensia juga disebabkan adanya penyakit dalam tubuh manusia seperti gula, darah tinggi, pengaruh gaya hidup, dan pola makan yang tidak teratur,” katanya.

Bukan itu saja, kelebihan obesitas, kekurangan vitamin, dan faktor penyakit keturunan, kurang olahraga, pengaruh obat-obatan, dan faktor perokok bisa menyebabkan demensia kepada seseorang. Ia pun menceritakan bagaimana cara melakukan pencegahan demensia yakni dengan menjaga kesehatan jantung tentunya dengan banyak bergerak.

“Bapa-bapa, dan ibu-ibu yang sudah berumur 60 tahun diwajibkan bergerak setiap pagi dan sore biar hanya di halaman rumah setiap 30 menit saja. Berikutnya, atur pada Konsumsi dengan selalu menyiapkan sayur dan buah.”

“Membaca buku juga bisa menghilangkan masalah Demensia. Tetapi, gejala yang ada adalah banyak yang malas membaca, dan hanya terfokus pada HP selama 8 perjam per hari. Kiranya, kita lebih mengutamakan kesehatan kita agar tidak mengidap penyakit demensia,” terangnya.

Dihari yang sama, Mery Adriana (72) yang menjadi peserta di kegiatan Alzi Manado mengungkapkan manfaat yang ia dapatkan dengan menerima sosialiasi. “Saya bisa mengetahui apa itu Demensia, cara menanganinya hingga melihat sebuah gejala. Pada intinya, banyak yang didapatkan pada hari ini, dan sangat-sangat bermanfaat,” jawabnya.

Sedangkan ketua Alzi Manado, Agatha Cherly Mumbunan, S.PdK menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan oleh Alzi.

“Kegiatan pada hari ini guna memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ada komunitas Alzi yang hadir di Kota Manado, dan perduli terhadap banyak orang termasuk lansia agar bisa menjelaskan tentang gejala hingga tahapan penanganan penyakit demensia ini. Sosialisasi, seperti ini akan terus berlanjut,” tambahnya.

“Sebentar ada pemeriksaan, jika dalam pemeriksaan terdapat gejala maka akan ada tahapan lanjutan untuk penanganannya,” pungkasnya.

Terpantau awak media, ada Wakil ketua lansia Sinode GMIM 2022-2027, Dra Martje Pangau M.Si, dan rektor UNPI Mando pada kegiatan Alzi Manado. (*)