Laut Sulut Akan Dipasang “BRUV” untuk Pertama Kalinya di 2022

Para penyelam dari YAPEKA Sulut. (Foto YAPEKA Sulut)

KOMUNIKASULUT.COM – Desa Tarabitan, Likupang Barat, Minahasa Utara menjadi lokasi pertama di Sulawesi Utara (Sulut) dilakukan penempatan alat BRUV.

BRUV atau Baited Remote Underwater Video adalah penggunaan video bawah air berumpan yang digunakan dalam penelitian biologi kelautan untuk merekam perilaku spesies, keragaman dan juga kelimpahan ikan atau organisme laut lainnya.

Hal itu pun dibenarkan oleh Koordinator lapangan Sulawesi Utara perkumpulan pemberdayaan masyarakat dan pendidikan konservasi Alam (YAPEKA), Efra Wantah, Jumat (01/10/2021). Ia mengatakan, Bruv merupakan perlengkapan perekaman yang diletakan dalam air laut dengan waktu 72 jam. “Kamera pada BRUV akan merekam perilaku spesies, keragaman dan juga kelimpahan ikan baik pagi hari, siang maupun sore hari,” jelasnya.

Hasil dari survei ini adalah direkomendasikan 2 lokasi di Tarabitan dengan kedalaman 6 sampai 9 meter. “Sebelumnya menempatkan alat kita harus menemukan lokasi yang cocok dengan beberapa kriteria seperti substrat yang terendam sepanjang waktu, dekat dengan lamun, dan kondisinya mudah untuk diawasi,” tuturnya.

Efra menambahkan penelitian menggunakan teknik BRUV belum begitu banyak dilakukan khususnya di Sulut karena proses merangkai peralatan yang tergolong sulit dan membutuhkan biaya yang besar. Ini Merupakan teknologi yang tergolong baru yaitu pengamatan kehidupan bawah air dalam waktu yang lama,” ujarnya.

Sedangkan penempatan BRUV akan direncanakan pada awal bulan tahun 2022 untuk beberapa lokasi khususnya di Tarabitan, Bahoi dan Bulutui setelah sebelumnya telah melewati beberapa kali proses pelatihan penggunaan alat ini” Bruv ini merupakan bantuan dari beberapa Universitas dan lembaga penelitian di Inggris yang berpengalaman dalam penelitian kelautan dan nantinya peralatan ini akan diberikan ke YAPEKA untuk digunakan di desa dampingan,” tambah Efra sembari berharap peralatan ini bisa menjadi pembelajaran bersama bagi masyarakat pesisir dan komunitas yang berkonsen pada kegiatan dalam laut.

Kedepannya BRUV akan diujicoba untuk beberapa kali, melihat apakah alatnya bekerja dengan baik, dan perlengkapannya bisa digunakan, dan jika itu bisa digunakan akan dicoba didalam waktu yang lama. “BRUV yang akan diujicoba di Sulut sebanyak 3 unit per desa,” ucapnya.

Ia pun berharap kedepannya dengan adanya teknologi yang baru ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, komunitas hingga pemerintah.

“Kedepannya kiranya kita bisa bersama-sama dengan masyarakat untuk belajar pengunaan teknologi yang termasuk baru ini, begitu pun komunitas dan harapannya bisa bersinergi dengan pemerintah.”

Efra juga menyebut, Kegiatan ini kedepannya akan terus dilakukan dengan bentuk kolaborasi yang didukung langsung oleh masyarakat, hingga lembaga dan komunitas yang tergabung dalam IKI Projects diantaranya, Dugong MOU, CMS, Federal Ministy For The Enverionment, Nature Conservation and Nuclear Safety, Blue Ventures, United Nations Environment Programme, dan didukung oleh Masyarakat Tarabitan dan komunitas lokal Sulut Mudung Family.

Diketahui kegiatan Survei lokasi di Desa Tarabitan guna penempatan BRUV dilakukan pada hari Rabu (29/09/2021) kemarin. (Red)