komunikasulut.com – Sudah tidak bisa dipungkiri “Penjara” merupakan Rumah Ke Dua bagi mereka yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sebab banyak di antara mereka WBP terus mengembangkan diri, mengasa skil dan kualitas di dalam Rutan untuk menunjukan kepada dunia bahwa mereka tetap hidup dan terus berkreativitas.
Saat ini sistem, pemidanaan telah bertransformasi dari kepenjaraan menjadi Pemasyarakatan, dimana dalam proses pemidanaan lebih mengedepankan pembinaan bagi mereka yang dianggap bersalah dan harus masuk dalam sistem itu.
Pun demikian pada Rutan Kotamobagu. Dengan terus mengedepankan program pembinaan.
Kepala Rutan Kotamobagu Setyo Prabowo menjelaskan, diharapkan para WBP tetap terus mengasah skil dan kreatifitasnya. Dan meminta agar WBP jangan menjadikan “penjara” sebagai pembatas munculnya ide-ide baru yang positif.
“Satu lagi program kemandirian yang saat ini berjalan yaitu Barbershop. Kemampuan dan skil individu WBP ini tidak kalah dengan orang lain yang berada di luar sana. Berbagai model dan trend potongan rambut masa kini mereka ketahui, tidak heran kegantengan akan bertambah jika memangkas rambut melalui jasa mereka,” ujarnya.
Prabowo mengatakan, namun jasa pangkas rambut ini hanya berlaku secara internal baik bagi para petugas maupun WBP, tidak heran para petugas Rutan selalu tampil menarik dan menawan dengan potongan rambut ala “penjara”.
“Hal ini tentu diharapkan, bisa menjadi bekal bagi WBP dimana kemampuan dan skil itu dapat menjadi modal utama jika ingin membuka usaha yang sama kelak bebas nanti,” ungkapnya.
Peliput: Vicky Tegela