Silangen: Festival Seni Budaya Sangihe 2025 Simbol Kebersamaan Masyarakat

komunikasulut.com – Festival Seni Budaya Sangihe 2025 menjadi simbol semangat kebersamaan masyarakat.

Ini salah pesan utama Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara, Niklas Silangen saat mewakili kehadiran Gubernur Sulut, Yulius Selvanus, Jumat (7/11/2025).

Ia pun menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya festival ini yang menjadi simbol kuatnya semangat kebersamaan masyarakat Sangihe.

“Pertama marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan atas kasih dan penyertaannya. Menyiapkan acara sebesar ini tidaklah mudah. Tapi karena semangat gotong royong dan rasa cinta terhadap daerah, semua berjalan dengan baik. Inilah semangat Sangihe yang sesungguhnya, semangat mapalus, semangat kebersamaan,” ujar Silangen membacakan pesan Gubernur Yulius.

Festival yang menampilkan beragam kesenian tradisional, musik bambu, tarian daerah, tenun khas Sangihe, dan ritual adat ini dinilai bukan sekadar ajang pertunjukan budaya, tetapi juga refleksi identitas dan jati diri masyarakat.

“Budaya adalah identitas, mengikat kita dalam kebersamaan dan mengingatkan kita bahwa kemajuan tidak berarti meninggalkan akar. Justru kita tumbuh kuat dari akar itu sendiri,” lanjut Gubernur dalam sambutan tertulisnya.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pelestarian budaya lokal dan mengembangkan potensi daerah menjadi destinasi wisata budaya yang menarik di tingkat nasional maupun internasional.

“Kita ingin menjadikan festival ini sebagai iven tahunan yang bukan hanya kebanggaan lokal tapi juga destinasi budaya nasional dan internasional. Karena budaya bukan hanya kebanggaan daerah, tapi juga peluang ekonomi, lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat,” jelas Gubernur Yulius Selvanus Komaling melalui Silangen.

Menutup sambutan, Silangen mengajak seluruh masyarakat menjaga nilai-nilai budaya agar tetap hidup dalam keseharian, bukan hanya di atas panggung.

“Mari kita jaga momentum ini. Jangan biarkan budaya hanya hidup di panggung, tapi hiduplah di hati kita, di rumah kita, dan dalam kehidupan sehari-hari. Ajarkan anak-anak kita menyanyi lagu daerah, menari tarian tradisional, dan mencintai bahasa serta adatnya,” ungkapnya penuh makna. (*)

Pos terkait