Steven Kandouw Ingatkan Ini Saat Buka Musda GPdI Sulut 2022

Sambutan Steven Kandouw di pembukaan Musda GPdI Sulut. (Foto Istimewa)

komunikasulut.com – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw membuka Musyawarah Daerah (Musda) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Hotel Sutanraja, Minahasa Utara, Rabu (20/7/2022).

Pembukaan Musda GPdI Sulut itu dilakukan dengan pemukulan gong. Sedikitnya 1.700 Peserta hadir dalam Musda. Mereka para pendeta GPdI se-Sulut. Agenda utama Musda untuk memilih Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut Periode 2022-2027.

Hadir dalam kegiatan itu Ketua Umum GPdI Pdt John Weol memimpin ibadah pembukaan. Wagub Steven Kandouw menungkap kontribusi luar biasa GPdI bagi Sulut.

Pada agenda Musda ini, Wagub Steven Kandouw menekankan tiga hal dalam berorganisasi dan institusi kelembagaan. Poinnya introspeksi, kontemplasi dan evaluasi.

“Introspeksi keberadaan kita baik pribadi sebagai gembala dan gereja, maupun institusi GPdI. Merenung berkaca tentang tujuan kita. Introspeksi, kontemplasi dan evaluasi.

Yang utama ialah organisasinya. Jadi harus mantap organisasi, mantap struktur, mantap program,” ungkap Mantan Ketua DPRD Sulut ini.

Musda GPdI lanjut Wagub Steven Kandouw bukan hanya fokus pada pemilihan ketua dan pengurus yang baru, melainkan juga mampu merumuskan berbagai program ke depan.

“Program, struktur dan sumber dayanya. Mudah-mudahan bisa dipikirkan juga. Harus berperan aktif,” ungkap dia.

Steven Kandouw mengingatkan warga GPdI terhadap krisis pangan dunia. Ia meminta GPdI mendorong umatnya untuk menggelorakan petani dan nelayannya menuju kedaulatan pangan.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw membuka Musyawarah Daerah (Musda) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Hotel Sutanraja, Minahasa Utara, Rabu (20/7/2022). “Mari kita gelorakan pertanian dan perikanan kita. Kita wujudkan kedaulatan pangan daerah,” pungkas Wagub Steven Kandouw.

Ketua Umum GPDI Pdt John Weol menekankan, prinsipnya Musda GPDI adalah perhelatan mempererat tali persekutuan. “Itu paling utama. Mari kita jaga gereja kita dengan tertib. Apa bila sudah selesai musda, pasti sudah terpilih dan tersusun kepengurusan yang baru,” ungkapnya.

Pdt John Weol menjelaskan, legalitasnya keluar dari Surat Keputusan (SK) dari Majelis Pusat (MP) GPdI. Ia pun meminta Majelis Daerah (MD) untuk patuh terhadap AD-ART GPdI).

“Ini komitmen nasional yang tertuang dalam sebuah buku AD-ART. AD-ART itu undang-undangnya GPdI. Ada Majelis Daerah yang dibekukan karena tidak patuh terhadap AD-ART,” ungkap dia.

Ia pun menyampaikan selamat bermusyawarah. “Jaga hati. Tuhan sudah tahu siapa yang akan dipilih oleh kita, dan kalau Tuhan pilih tidak pernah salah,” katanya.

Ketua GPdI Sulut Pdt Yvonne Awuy kembali menekankan Musda GPdI mempererat persaudaraan dan tali silahturahmi antara hamba Tuhan di Sulut selain itu mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan lima tahun serta rencana kerja lima tahun. “Selanjutnya memilih pemimpin,” kata dia.

Di tengah perbedaan dalam musyawarah, Awuy meminta para gembala GPdI untuk saling menopang satu dengan yang lainnya.

“Sekalipun beda pilihan, kita harus bersatu. Saling menopang satu dengan yang lain. Membantu pemerintah, sebagai mana semboyan Sulut hebat, kita juga harus hebat di dalam kerohanian kita sehingga kita menjadi hamba tuhan yang membawa jemaat kepada kesempurnaan gereja,” katanya.

Ketua Umum Panitia Musda GPdI Sulut Meiki Onibala menyampaikan Musda GPdI dihelat transparan. Harapannya musda berjalan dengan baik dan tidak ada intrik yang memecah belah.

Adapun dalam Musda GPdI Sulut, ada tiga Calon Ketua Majelis Daerah. Mereka yakni Mereka yakni Pdt Ronny Luwuk, Pdt Robert Longkutoy dan Pdt Ivonne Awuy Lantu. (*)