Filantropi Media Saat Pandemi Covid-19

shanti-ruwyastuti (1)

Oleh: Shanti Ruwyastuti

TAK terasa, Indonesia sudah memasuki minggu ke-10 sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan pasien 01 dan 02 yang resmi dinyatakan positif Covid-19. Sejak 2 Maret 2020, setiap minggu Pemerintah Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah mengimplementasikan kebijakan sesuai protokol WHO untuk melakukan aktivitas sehari-hari di rumah masing-masing. Eskalasi kebijakan Pemerintah pun meningkat dengan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tidak murni mengunci warga seperti lockdown namun mengurangi frekuensi fasilitas transportasi umum dan menutup fasilitas umum kecuali beberapa sektor yang terkait pelayanan publik. Yang terakhir, untuk mendukung kebijakan Presiden Jokowi yang melarang mudik,  perusahaan BUMN maupun swasta transportasi umum antarkota bahkan menyetop operasional bus, kereta api dan pesawat per tanggal 24 April 2020.

Pemerintah pun menggelontorkan stimulus dan memberikan relaksasi pajak untuk sektor-sektor yang terpaksa memberhentikan karyawan mereka karena terhentinya kegiatan ekonomi. Pemerintah juga memberikan bantuan sosial serta kartu pra kerja untuk mereka yang kehilangan pekerjaan karena harus di rumah saja untuk menyetop penyebaran Covid-19. Masyarakat dan perusahaan-perusahaan pun tidak berpangku tangan dan ikut berpartisipasi dalam solidaritas sosial. Khusus untuk perusahaan media, kesetiakawanan sosial ini disalurkan melalui kegiatan filantropi media massa.

Filantropi media massa sudah lama ada sebelum pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Salah satu upaya filantropi media massa yang berskala besar adalah  pasca Tsunami Aceh pada tahun 2004. Namun demikian, Dewan Pers baru mengaturnya dalam Kode Etik Filantropi Media Massa pada tanggal 23 Februari 2013. Menurut Kode Etik ini, pengelola sumbangan masyarakat di media massa melakukan penggalangan, pengelolaan, dan penyaluran sumbangan masyarakat dengan dilandasi nilai, prinsip, dan semangat: kesukarelaan, independensi, profesionalisme, nondiskriminasi, tepat-guna dan tepat-sasaran, komitmen organisasi, transparansi dan akuntabilitas.

Salah satu konstituen Dewan Pers, yaitu Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) telah menyumbangkan sarana pelindung diri untuk wartawan melalui Dewan Pers. “Sebagai bentuk perhatian ATVSI kepada rekan-rekan jurnalis pada hari Kamis, 26 Maret 2020 bertempat di Hall Dewan Pers, kami telah menyalurkan bantuan melalui perwakilan rekan-rekan Jurnalis berupa APD seperti hand sanitizer, masker dan sarung tangan, diharapkan bantuan ini dapat bermanfaat untuk melindungi diri sekaligus mengantisipasi terus menyebarnya Virus Covid-19,” kata Syafril Nasution, Ketua Umum ATVSI dalam rilis persnya.

Kontribusi Media

Selain ATVSI, beberapa perusahaan media mulai menggalang dana dan menyalurkan beranekaragam sumbangan untuk berbagai pihak yang terdampak Covid-19 sejak pertengahan Maret 2020. Sekretaris Perusahaan SCM, SCTV, Indosiar Gilang Iskandar menyampaikan, kegiatan Yayasan Pundi Amal dan Peduli Kasih (YPP) yang berlangsung mulai minggu kedua bulan Maret sampai dengan 15 April 2020 berhasil meraup dana masyarakat senilai 9 miliar Rupiah.

Menurut Chief CSR Officer Media Group Lisa Luhur Schad, Dompet Kemanusiaan Media Group (DMKG) – Covid 19 mulai menggalang dana sejak 20 Maret hingga 20 April 2020 dan dana yang terkumpul telah mencapai lebih dari 12 miliar Rupiah. Tak ketinggalan, Dompel Amal Transmedia, seperti yang disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Trans TV Hadi Lubis juga menerima dana masyarakat yang terkumpul mulai 28 Maret sampai dengan 24 April 2020 lebih dari 1,3 miliar Rupiah.

Sesuai Kode Etik Filantropi Media Massa, perusahaan yang mengelola sumbangan masyarakat ini harus memiliki rekening yang terpisah dari rekening perusahaan dan terbuka untuk diaudit oleh lembaga yang berkompeten. Ketiga juru bicara untuk donasi perusahaan media tersebut yaitu Gilang, Lisa dan Hadi menjamin bahwa kegiatan ini telah mendapatkan izin dari telah dilaporkan kepada Kementerian Sosial serta akan diaudit oleh lembaga yang berkompeten.

Baik Media Group, SCM maupun Trans Media mengajak masyarakat untuk berkontribusi melalui iklan layanan masyarakat di berbagai platform media yang merupakan unit-unit usaha mereka. SCM menayangkan melalui layar SCTV dan Indosiar untuk menyalurkan ke rekening YPP. Media Group  menggalang DMKG melalui Metro TV, metrotvnews.commedcom.id, Media Indonesia , Lampung Post dan benihbaik.com. Transmedia menayangkan iklan layanan masyarakat Dompet Amal Transmedia dan menggunakan media sosial unit-unit usahanya Trans TV, Trans7, detik.com, Transvision, CNN Indonesia, CNBC Indonesia dan beberapa media online dibawah detiknetwork  seperti beautynesia, hai bunda, female daily dan insertlive.com.

Dana masyarakat yang terkumpul dibelikan apa saja dan disalurkan ke siapa saja? Untuk SCM, kata Gilang,”Dana dari perorangan dan perusahaan yang kami peroleh dibelikan Alat Pelindung Diri atau APD, masker, sembako, makanan siap santap yang didistribusikan langsung ke masyarakat, rumah sakit, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB yang menjadi leading sector penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia.”

Menurut laporan DMKG yang diberikan oleh Lisa, per 19 April 2020 Media Group telah menyalurkan Rp 7 miliar dari Rp 12 miliar  dana masyarakat untuk pembelian hand sanitizer, sabun, paket sembako,  APD dan kelengkapan lainnya untuk tenaga medis serta makanan besar bernutrisi untuk garda terdepan di rumah-rumah sakit. Lisa menjelaskan, selain dana dari masyarakat, “Sumbangan dana kami juga berasal dari pemotongan gaji seluruh pimpinan unit usaha Media Group sebagai wujud solidaritas kepada garda terdepan dan masyarakat ekonomi rendah.” Sementara itu, menurut Hadi, Transmedia menyalurkan dana masyarakat dan dana dari Yayasan CT ARSA Foundation untuk membeli APD dan kebutuhan logistik lainnya untuk Satuan Gugus Tugas penanganan Covid-19, rumah sakit, puskesmas, dokter dan tenaga medis yang menangani Covid-19. Khusus bantuan APD, perusahaan-perusahaan media ini telah mendistribusikan kepada ratusan rumah sakit (umum dan swasta), puskesmas dan klinik di seluruh Indonesia.

Tanggulangi Covid-19

Tidak hanya menggalang dana, perusahaan-perusahaan media ini juga melakukan sejumlah kegiatan lainnya untuk menanggulangi pandemi Covid-19 ini. Menurut Sekretaris Perusahaan Gilang Iskandar, SCM menayangkan iklan Layanan Masyarakat (ILM) baik yang diproduksi sendiri, dari Pemerintah maupun dari ATVSI. Informasi mengenai Covid-19 juga disosialisaskan melalui program berita dan program-program acara lain berupa ad lib oleh host atau bintang acara.

Sementara itu Chief CSR Officer Media Group Lisa Luhur Schad menjelaskan, “Kami memberikan kontribusi tim di lapangan yang mengatur logistik bantuan APD dan lain-lain serta pengiriman ke seluruh Indonesia. Selain itu, kami juga menyerahkan Hotel The Media kepada Satgas Covid-19 BNPB sebagai tempat tinggal garda terdepan dari Wisma Atlit. Salah satu unit perusahaan kami PT Indocater, setiap hari menyediakan makanan besar dari pagi sampai malam untuk para tenaga medis. Sebagian bahan baku makanan disumbangkan oleh Group Japfa Comfeed.”

Tidak ketinggalan, Kepala Divisi Humas Trans TV Hadi Lubis menyampaikan bahwa Chairul Tanjung selaku Chairman CT Corp, pemilik Transmedia, bekerja sama dengan Bank Mega, Astra dan Indofood  membangun bangsal health care unit (HCU) dan ICU di Rumah Sakit Infeksi Airlangga Surabaya dan hal yang sama juga akan diakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Menurut perkiraan BIN, UI dan ITB, pandemi covid 19 di Indonesia ini bisa berlangsung sampai kuartal ketiga tahun 2020. Bagaimana perusahaan-perusahaan media ini menjaga keberlangsungan kontribusi sampai berakhirnya pandemi, mengingat akan semakin banyak pihak terdampak yang membutuhkan pertolongan? “Penggalangan dan distribusi bantuan sosial oleh YPP akan terus dilakukan sepanjang ada kebutuhan masyarakat khususnya dalam pandemi Covid 19. Agar berkelanjutan tentu akan ada skala prioritas sesuai pemetaan oleh Pemerintah karena YPP tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan dari masyarakat yang memerlukan,” tegas Gilang Iskandar.

Sementara itu Hadi Lubis menjawab,” Untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19 ini perlu keterlibatan berbagai pihak bahu-membahu membantu Pemerintah dan masyarakat, agar dampak atau hasil yang diberikan benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.” Pernyataan bernada optimistis juga disampaikan oleh Lisa Luhur Schad. “DKMG akan tetap membuka dompet sampai pandemi ini berakhir. Ada pemikiran-pemikiran penggalangan dana melalui program-program khusus yang akan dibicarakan dalam waktu dekat,”pungkas Lisa. Optimisme ini sangat dibutuhkan di tengah kegamangan perusahaan-perusahaan media sendiri untuk bertahan hingga pandemi Covid-19 berakhir.