GMNI Sulut Terima SKT Kesbangpol di Dies Natalis ke-67

gmni-sulut-terima-skt-kesbangpol
Ketua DPD GMNI Sulut, Vrenky Muluwere menerima SKT dari Kaban Kesbangpol Sulut, Steven Liow. (Foto Ist)

KOMUNIKASULUT.COM – DPD GMNI Sulut mengadakan diskusi bertajuk ‘Simposium’ di Charity Cafe Manado, Selasa (23/03/2021). Kegiatan merefleksikan Dies Natalis GMNI ke-67.

Simposium membahas indeks pembangunan manusia di Sulut. Dalam analisis masalah pada diskursus ini, GMNI Sulut menilai masih banyak pekerjaan rumah pemerintah daerah yang harus dituntaskan. Ini sebagaimana diungkapkan Ketua GMNI Sulut, Vrenky Muluwere.

“Ada enam kabupaten yang masuk kategori sedang dalam hitungan indeks pembangunan manusia.  Di antaranya Sitaro, Talaud, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Mongondow Utara, dan Bolaang Mongondow. Oleh karena itu, output dari simposium ini untuk menyusun resolusi dan kritik konstruktif dari GMNI Sulut terhadap pemerintah. Juga kedepannya, kajian-kajian simposium ini akan disusun ke dalam peta jalan pembangunan Sulut. Demi terwujudnya pemerataan pembangunan,” lugas Vrenky.

“Perlu diketahui, simposium ini merupakan bakti dan dedikasi GMNI di Sulut. Pemerataan indeks pembangunan manusia akan dikaji dengan konsep Trisakti Bung Karno sebagai pisau analisa. Kami mengharapkan secepatnya semua pemikiran dalam simposium ini dirampungkan ke dalam naskah peta jalan pemerataan pembangunan, yang nantinya akan diserahkan kepada pemerintah,” lugasnya lagi.

Mewakili Pemerintah Provinsi Sulut, Steven Liow selaku Kaban Kesbangpol Sulut turut larut dalam diskusi. Ia sendiri merespon baik simposium GMNI Sulut ini.

“GMNI harus menjadi gerakan terdepan yang mampu memberikan pokok-pokok pikiran, kajian, dan kritikan, yang dilandaskan pada solusi kepada pemerintah Provinsi Sulut. Ini guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulut,” ujar ujarnya.

Liow melanjutkan, “Di HUT ke 67 tahun GMNI yang dirangkaikan dengan simposium, merupakan hal yang luar biasa. Dimana GMNI membantu memberikan saran, ide, dan sumbangsih bagi pemerintah dalam meningkatkan indeks pembagunan manusia di Sulut. Adapun kritik mendalam di simposium ini terkait siklus-siklus yang dibahas, di antaranya tentang tingginya harga pemasaran dan komoditas.”

Ia juga mengapresiasi pergerakan GMNI Sulut dalam memperhatikan, mengawal, dan memperjuangkan hak-hak kaum masyarakat di tingkat terbawah. Kualitas GMNI Sulut dinilai tumbuh secara signifikan di momentum bertambahnya umur organisasi.

“Ternyata ketimpangan masyarakat bawah turut diamati oleh kader-kader GMNI. Ini sangat luar biasa. Pemerintah Sulut disini akan semakin tergerak untuk menyentuh kaum petani sampai ketingkat pemasaran. Saya melihat ada semangat baru dari GMNI Sulut untuk memback up petani dan buruh, termasuk kepentingan mahasiswa. Di HUT ke 67 Tahun ini, GMNI berubah sangat luar biasa. Sangat progresif,” salut Liow.

“Saya melihat signal progresif selalu menjadi jati diri anak-anak GMNI. Biarlah benar kaum Marhaen menang dan merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Saya kira peta jalan dari Bung Karno melalui Trisakti berdaulat, berdikari, dan berbudaya ini harus menjadi jiwa semangat kebangsaan anak bangsa. Apa yang disampaikan oleh teman-teman GMNI tadi merupakan pemikiran yang sangat luar bisa. Ini momentum untuk mengevaluasi sejauh mana pemikiran Bung Karno itu mendarat bagi rakyat, melalui mahasiswa kader GMNI,” tandasnya.

Di kesempatan itu, Kaban Kesbangpol Sulut menyerahkan secara langsung Surat Keterangan Terdaftar (SKT) kepada GMNI Sulut, di bawah kepemimpinan Vrenky Muluwere dan Meyorits Mandiangan.

Simposium juga dihadiri Ketua Bidang Sarinah DPP GMNI, Inggreyit C. Kumentas dan perwakilan DPC serta DPK di Sulut. (*)