komunikasulut.com – KMPA Tansa bekerja sama dengan AJI Manado menyelenggarakan pelatihan jurnalistik bertajuk “Pelatihan Jurnalistik Pecinta Alam” di Coffe Jerami Politeknik, Sabtu (31/5/2025) pukul 17.30 WITA hingga selesai.
Kegiatan ini menghadirkan Yoseph E. Ikanubun, Ahli Pers dari Dewan Pers, sebagai pemateri utama. Dalam pelatihan tersebut, Yoseph membawakan materi dasar-dasar jurnalistik yang mencakup pengertian berita, jenis-jenis tulisan media, hingga cara menulis berita yang faktual dan berimbang.
“Jurnalisme bukan sekadar soal menulis, tapi soal tanggung jawab menyampaikan informasi yang benar dan terverifikasi kepada publik,” ungkap Yoseph di hadapan peserta.
Ia menjelaskan perbedaan antara media massa dan media sosial. Menurutnya, media massa memuat karya jurnalistik hasil verifikasi dan tunduk pada UU Pers, sementara media sosial bersifat bebas dan belum tentu terverifikasi.
Selain itu, Yoseph juga memperkenalkan unsur 5W + 1H (What, When, Where, Who, Why, How), nilai berita (penting, menarik, unik, konflik, human interest, aktual), serta struktur penulisan berita mulai dari judul, lead, tubuh berita hingga kesimpulan. Ia menegaskan pentingnya objektivitas dan penggunaan bahasa sederhana sesuai PUEBI dan kode etik jurnalistik.
Di tempat yang sama, Anggota KMPA Tansa Sulut, Aryudi Papea, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan membekali generasi muda pecinta alam, keterwakilan Himaju dan mahasiswa agar mampu menulis informasi secara bertanggung jawab, khususnya dalam isu-isu lingkungan dan persoalan sosial lainnya.
Peserta pelatihan berasal dari berbagai kelompok, tambah Aryudu, seperti pecinta alam seperti KPA, KPAB, KMPA, Himaju dan Mahasiswa yang ada di Kota Manado. Setiap organisasi mengirimkan tiga orang dengan komposisi satu laki-laki dan dua perempuan. Dengan biaya registrasi Rp 15.000, peserta mendapat fasilitas kopi susu, kue donat dan sertifikat fisik.
“Kami berharap ilmu yang dibagikan hari ini bisa dimanfaatkan untuk mengangkat cerita-cerita lingkungan dari sudut pandang yang jujur dan objektif,”tambah Aryudi yang juga peserta dari pelatihan Jurnalistik.
Pelatihan ini menjadi momentum bagi aktivis lingkungan untuk memahami peran penting jurnalisme dalam menjaga keberimbangan informasi serta mendukung advokasi isu alam secara lebih kredibel. (*)